Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat merasa malu dengan negara-negara yang tergabung organisasi internasional, G20. Penyebabnya adalah Indonesia belum menjadi anggota penuh dari Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (FATF).
“Kadang saya juga melihat itu malu karena di keanggotaan G20 yang belum masuk tinggal kita saja. Yang lain sudah diterima sebagai anggota penuh FATF,” kata Jokowi dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/4/2024).
Negara-negara anggota G20 adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, China, Turki, dan Uni Eropa.
Oleh karena itu, dia mengucapkan terima kasih kepada PPATK hingga kementerian/lembaga yang telah mengupayakan Indonesia menjadi anggota penuh FATF, mulai Oktober 2023 lalu.
“Sehingga ini memang kita harus harus, harus, harus tepuk tangan, untuk kerja keras PPATK dan kementerian/lembaga, karena ini bukan hal yang mudah untuk bisa diterima,” kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan dengan keanggotaan Indonesia di FATF merupakan pengakuan dunia internasional atas efektivitas regulasi dan koordinasi terhadap penanganan pencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia.
“Saya berharap bahwa keanggotaan penuh ini menjadi momentum baik untuk terus menguatkan komitmen pencegahan dan pemberantasan TPPU. Sehingga kredibilitas ekonomi kita menjadi meningkat. Kemudian persepsi mengenai sistem keuangan kita juga semakin baik semakin positif,” kata Jokowi.
Menurut eks Gubernur DKI Jakarta itu, jika persepsi mengenai sistem keuangan Indonesia baik bisa mendorong investasi masuk ke Indonesia.
“Reputasi itu penting, penilaian dunia internasional itu penting,” kata Jokowi.
Artikel Selanjutnya
Video: PPATK Ungkap Aliran Dana Rp193 Miliar ke Kantong Parpol
(miq/miq)