Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi buka-bukaan penyebab macet “horor” di Pelabuhan Merak pada saat arus mudik Lebaran 2024. Salah satu masalahnya ada yang disebabkan pemudik.

Budi mengatakan, jumlah penumpang di Pelabuhan Merak naik hingga 65% dibandingkan rata-rata jumlah penumpang saat masa normal atau di luar masa mudik. Namun, 38% nya tidak patuh dengan imbauan pemerintah untuk membeli tiket secara daring atau online.

“Benar kata Pak Jokowi yang sedikit masalah itu di Merak. Kenapa di Merak? Merak itu tiba-tiba satu hari naik 65%. Jadi Merak punya problem dua hal, tiba-tiba naik 65% dan orang yang datang sudah kita mention harus beli tiket 1 hari sebelumnya, tapi 38% dari mereka tidak beli tiket, ikut antre,” kata Budi saat ditemui di acara Halal Bihalal Kemenhub, Jakarta, Rabu (10/4/2024).

Karena pemudik yang belum membeli tiket secara online ikut antrean masuk kapal, Budi mengatakan, alur lalu lintas masuk kapal menjadi tersendat. Ketika ingin dipindahkan ke Pelabuhan Ciwandan mereka malah menolak dan enggan keluar dari antrean.

“Terus kita mau pindahin ke Ciwandan dia bilang kalau dipindahin ke Ciwandan aku berhenti aja di sini. Jadi memang ada yang kita lakukan diskresi akhirnya bisa dilihat ada orang yang jualan tiket di jalan karena itu, jadi bukan karena apa, kita sudah dialog nggak mau,” tutur Budi.

Sebagai informasi, kemacetan horor di Merak itu sampai menjadi sorotan media asing, salah satunya media asing dari Singapura, The Straits Times, melalui artikel berjudul ‘Indonesia’s annual exodus starts ahead of Eid al-Fitr festival’ yang dirilis pada Selasa (9/4/2024).

Dalam artikel tersebut, disebutkan ada kemacetan ekstrem di Pelabuhan Merak. Berdasarkan pantauan, terlihat ada ribuan kendaraan yang berada dan menuju pelabuhan yang terletak di Cilegon, Banten tersebut.

“Rekaman drone pada tanggal 8 April menunjukkan ribuan kendaraan mengantre untuk memasuki feri, sementara masih banyak lagi yang berada di jalan menuju pelabuhan, yang membentang jauh di luar Merak,” demikian laporan media tersebut.




Foto udara menujukkan puncak hari lebaran atau H-1 (9/4/2024), antrean kendaraan di pelabuhan Merak, Banten masih terjadi. (REUTERS/Yuddy Cahya Budiman)Foto: (REUTERS/Yuddy Cahya)
Foto udara menujukkan puncak hari lebaran atau H-1 (9/4/2024), antrean kendaraan di pelabuhan Merak, Banten masih terjadi. (REUTERS/Yuddy Cahya Budiman)

Aditya Nugraha (21), seorang warga yang akan mudik menceritakan, ia sudah terjebak hampir 13 jam dalam kemacetan menuju pelabuhan. Ia berencana melakukan mudik dari Jakarta ke kampung halamannya di Palembang di pulau Sumatera.

“Kami berangkat dari rumah tadi malam sekitar jam 9, dan sekarang sudah jam 13 dan kami masih terjebak dalam kemacetan yang sangat panjang ini. Mudah-mudahan, akan ada solusi untuk masalah ini segera,” kata Aditya, seperti dilaporkan Reuters.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), masyarakat yang tinggal di Jakarta, kota berpenduduk 11 juta orang, mulai meninggalkan ibu kota sejak akhir pekan.

Menurut survei kementerian, sekitar 193 juta orang diperkirakan akan melakukan perjalanan selama perayaan Lebaran pada tahun 2024, atau sekitar 56% lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah wisatawan selama liburan Idulfitri pada tahun 2023.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyampaikan peningkatan volume penumpang dan kendaraan terjadi di periode mudik lebaran 2024 ini. Setidaknya dari H-7 hingga H-2 lebaran ada 682.657 orang dan 159.866 unit kendaraan yang meninggalkan Jawa menuju Sumatera.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Jokowi Tunjuk Budi Karya Jabat Menteri PUPR Ad Interim


(dce)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *