Jakarta, CNBC Indonesia – Harga daging sapi diprediksi bakal makin mahal dan bertahan sampai setelah Lebaran 2024 nanti. Harga daging sapi di tingkat eceran diprediksi bakal mencapai Rp170.000/ kg.

“Pada H-3 menjelang Hari Raya Idulfitri 1445 H/ 2024, harga potongan sapi hidup akan menyentuh Rp110.000 per kg, bisa lebih. Prediksi harga daging di tingkat pengecer bisa menyentuh Rp160.000-170.000 per kg,” kata Ketua Umum Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) Asnawi kepada CNBC Indonesia, Rabu (3/4/2024).

“Kemungkinan harga akan bertahan sampai setelah Lebaran. Sampai ada impor daging dan sapi bakalan penggemukan yang masuk,” tambahnya.

Asnawi menjelaskan, pergerakan harga daging sapi yang berpotensi makin mahal itu merupakan imbas dari kabar izin impor daging kerbau atas nama Perum Bulog.

Seperti diketahui, Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, pihaknya tahun ini tidak mendapatkan izin impor daging kerbau. Meski sudah mengajukan permohonan izin impor sejak awal tahun 2024.

Menurutnya, Bulog mengajukan izin impor daging kerbau sebanyak 100.000 ton. Namun, hingga saat ini, belum ada pemberian izin kepada Bulog. Meski dalam ketentuan berlaku, BUMN Pangan, termasuk Bulog, adalah pihak yang diizinkan pemerintah mengimpor daging kerbau.

“Realisasi daging kerbau impor) nol. Izinnya nggak ada. Bulog tidak atau belum mendapatkan izin importasi daging kerbau (tahun 2024 ini),” kata Bayu kepada wartawan di Jakarta, Selasa (2/4/2024)

Namun, dia enggan menjelaskan penyebab Bulog tak mendapat izin impor tersebut.

“Jangan nanya ke Bulog, tanya ke orang yang punya otoritas di bidang daging,” ujarnya.

Asnawi lalu memperingatkan efek psikologis yang ditimbulkan kabar dari Bulog tersebut.

“Jika berita ini benar, harga daging merah mendekati Hari Raya Idulfitri ibarat musik, bakal berpacu dalam melodi. Ini isu amat seksi di importasi daging merah. Akan ada efek psikologisnya,” kata Asnawi.

“Prediksi harga jual daging di tingkat pengecer akan tembus di atas angka Rp150.000/ kg. Hari ini harga potongan sapi hidup di RPH (rumah potong hewan) sudah menyentuh Rp106.000/ kg tulang daging,” tukasnya.

Tak hanya itu, terang Asnawi, jika Bulog tak memiliki kuota impor, harga daging sapi akan terus naik makin mahal.

Sebab, imbuh dia, akan memicu kemungkinan terjadinya kelangkaan daging di dalam negeri.

“Harga daging akan masih akan terus bergerak hingga hari Sabtu, 6 Maret 2024. Karena kelangkaan dan ketersediaan daging merah. Ditambah lagi keterbatasan ketersediaan sapi siap potong di RPH/TPH,” kata Asnawi.

“Dampak kebijakan izin impor terlambat, berimbas pada kelangkaan ketersediaan stok daging merah dan sapi siap potong pasca penggemukan,” tambahnya.

Hal itu, imbuh dia, karena daging kerbau beku impor adalah salah satu jenis daging yang memang paling dicari konsumen.

“Amat sangat dicari,” ujar Asnawi.

Hal itu mengonfirmasi pernyataan Bayu Krisnamurthi yang menyebut daging kerbau impor adalah primadona saat menjelang Lebaran.

“Iya, betul (primadona), banyak dicari. Jadi silahkan ditanya saja lah yang punya otoritas perdagingan, Bulog otorisasinya kan lebih banyak di beras,” tukas Bayu.

“Sekarang stok ada, sedikit banget. Di kulkas-kulkas itu tersisa sedikit sekali, hanya beberapa ton saja. Saya kira sekarang juga sudah habis kali, sudah dibeli. Yang di Bulog ya, benar-benar di Bulog nggak ada. Karena Bulog juga kan tidak punya kulkas yang besar,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga daging sapi murni hari ini, Rabu (3/4/2024), naik Rp150 ke Rp136.530 per kg. Sepekan lalu, 27 Marwt 2024, harganya masih di Rp135.450 per kg.

Harga tersebut adalah rata-rata nasional di tingkat eceran. Sebagai perbandingan, pada tahun 2023 lalu, harga rata-rata eceran tertinggi daging sapi murni adalah Rp136.880 per kg. 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Awas! Harga Daging Sapi Mau Lompat ke Rp 160.000/Kg Jelang Lebaran


(dce/dce)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *