Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Arab Saudi ikut mengomentari situasi yang terjadi di Suriah pasca serangan rudal Israel di Konsulat Iran di Damaskus. Komentar tersebut dilontarkan Kementerian Luar Negeri Saudi, Selasa (2/4/2024).
Dalam pernyataannya, Negeri Raja Salman itu menegaskan kembali posisinya yang menolak serangan Israel itu. Riyadh menyebut serangan Tel Aviv sudah menyalahi aturan kekebalan diplomatik internasional.
“Kementerian menyatakan penolakan tegas Kerajaan Saudi terhadap penargetan fasilitas diplomatik dengan alasan apapun, dan dengan dalih apapun, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum diplomatik internasional dan aturan kekebalan diplomatik,” tulis pernyataan itu seperti dikutip media resmi pemerintah, SPA, yang dimuat Asharq Al-Awsat.
Sebelumnya, sebuah rudal Israel berhasil mengenai Kantor Konsulat Iran di Damaskus. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan 11 orang tewas dalam serangan itu.
Iran mengatakan bahwa beberapa diplomat lama tewas bersama Brigjen Mohammad Reza Zahedi dan wakil Zahedi, Jenderal Haji Rahimi. Dilaporkan juga bahwa Brigjen Hossein Amirollah, kepala staf umum pasukan al-Quds di Suriah dan Lebanon, termasuk di antara korban.
Akibat serangan ini, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa ‘kejahatan pengecut tidak akan dibiarkan begitu saja’. Ia berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap Tel Aviv.
“Setelah kekalahan dan kegagalan berulang kali melawan keyakinan dan kemauan para pejuang Front Perlawanan, rezim Zionis telah memasukkan pembunuhan buta dalam agendanya dalam perjuangan menyelamatkan diri,” kata Raisi di situs kantornya.
Iran dan Saudi telah berupaya kembali membangun hubungan diplomatik pada 2023 setelah ditengahi oleh China. Diketahui, keduanya sempat membekukan hubungan pasca serangan di Kedubes Saudi di Iran pada 2016 lalu menyusul keputusan Riyadh mengeksekusi Ulama Syiah, Nimr Al Nimr.
Sementara itu, selain Saudi, Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), Jassim Mohammed Albudaiwi, juga disebutkan mengutuk dan mengecam penargetan gedung konsulat Iran, yang mengakibatkan sejumlah kematian dan cedera.
“Saya menekankan pentingnya mematuhi hukum dan perjanjian internasional, termasuk perlindungan dan keselamatan misi diplomatik,” pungkasnya.
Di sisi lain, sentimen negatif telah mewarnai pasar minyak mentah dunia setelah serangan ini. Harga kontrak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 54 sen, atau 0,65%, menjadi US$ 83,71 (Rp 1,3 juta) per barel.
Selain WTI, kontrak Brent untuk pengiriman Juni bertambah 42 sen, atau 0,48%, menjadi US$ 87,42 (Rp 1,4 juta) per barel.
“Berita ini, jika terkonfirmasi, jelas merupakan peningkatan konflik di Timur Tengah dan kemungkinan akan terus meningkatkan harga minyak dalam jangka pendek,” Leo Mariani, analis Roth MKM, mengatakan kepada kliennya, dikutip CNBC International.
Artikel Selanjutnya
Raja Salman Ogah Dukung AS Lawan Houthi, Takut kepada Iran?
(sef/sef)